Kepada Yth,
Ketua DPR-RI
Bpk Marzuki Ali
di Tempat
Salam,
Pertama-tama
saya turut prihatin dengan pernyataan bapak mengenai korelasi antara
kemiskinan dan kemalasan. Saya tidak menyangka Anda sebagai pejabat
negara bisa mengeluarkan pernyataan yang dangkal dan bodoh seperti ini.
Dari mana rumusannya orang malas pasti miskin? Sebagai orang yang
dianggap pintar, Anda seharusnya bisa lebih tertib dalam berbicara.
Kalau
berbicara soal kemiskinan, Anda sepatutnya membuka mata lebar-lebar dan
jujur akan realita yang ada. Apa benar orang miskin itu malas? Menurut
saya, mereka itu miskin bukan karena malas, tapi karena dimiskinkan oleh
sistem (sistem ekonomi khususnya). Wujud sistem ini adalah produk hukum
atau kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Sebagai
contoh, undang-undang penanaman modal asing yang telah menggeser
pengusaha kecil dan menengah dalam negeri. Undang-undang ini hadir untuk
membuka jalan seluas-luasnya bagi para pemodal asing. Ini jelas
meminggirkan anak negeri, sehingga kemudian memiskinkan mereka.
Contoh
lain, kebijakan pemerintah mengimpor bahan pangan dari luar negeri yang
pada akhirnya meminggirkan para petani dan kemudian memiskinkan mereka.
Kita tahu, hingga kini banyak sekali bahan pangan yang diimpor
pemerintah dari luar negeri, seperti kedele, singkong, gula, garam serta
buah-buahan. Barang-barang tersebut dengan mudah masuk ke Indonesia
dengan harga murah. Padahal barang-barang itu ada dan bisa tumbuh dengan
mudah di bumi Indonesiia. Ini jelas sebuah proses pemiskinan.
Bukan
hanya pada tataran undang-undang atau kebijakan pemerintah pusat.
Pemiskinan juga dilakukan oleh pemerintah tingkat daerah. Salah satu
contohnya adalah peraturan daerah soal ketertiban umum yang dikeluarkan
oleh pemerintah DKI Jakarta.
Melalui perda ini, dengan
dalih melakukan penataan kota, pemda menggusur para pedagang kecil yang
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak jarang penggusuran
dilakukan tanpa adanya solusi kedepan. Penggusuran dilakukan dengan
membabi buta, bahkan seringkali tidak mengedepankan cara-cara yang
manusiawi.
Sekarang pertanyaan saya adalah, apakah para
pengusaha kecil menengah itu malas? Apakah para petani itu malas? Dan
apakah para pedagang kaki lima itu malas? Jawabannya tegas, TIDAK!
Setiap
hari mereka bergelut dengan kerasnya hidup demi kehidupan yang lebih
baik. Setiap hari mereka bekerja keras demi sesuap nasi. Mereka tidak
malas... sama sekali tidak malas! Tapi langkah mereka terhenti karena
adanya sebuah sistem yang menghambat mereka menggapai sumber-sumber
ekonomi. Dan sistem itu dibuat/diciptakan oleh tangan-tangan pemerintah.
Kalau
bicara malas, kita semua harus jujur, bahwa kemalasan itu lebih melekat
pada para anggota DPR, anggota dewan yang Anda pimpin. Lihat, betapa
seringnya kita mendengar berita anggota DPR yang bolos mengikuti rapat.
Belum lagi anggota dewan yang tenggelam dalam gaya hidup hedon,
berfoya-foya dengan uang rakyat dengan dalih studi banding tapi hasilnya
nihil. Ini jelas sebuah bentuk kemalasan yang akut. Inilah kemalasan
yang sesungguhnya.
Dan kemalasan itulah yang pada akhirnya
mendorong para anggota dewan melakukan korupsi. Memakan uang rakyat,
menikmatinya, sembari membiarkan orang kecil tetap miskin dan pada
akhirnya mati. INILAH KEMALASAN YANG SEJATI!!!
Karena itu,
saya teramat sangat prihatin dan geram terhadap pernyataan Anda soal
kemiskinan dan kemalasan. Pernyataan itu sama sekali tidak menunjukkan
bahwa Anda adalah orang yang layak didaulat sebagai pejabat negara.
Karena itu saya meminta Anda segera meralat pernyataan tersebut dan
meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.
Sekian,
Rio Rizalino
(Rakyat Jelata)
Note:
Tulisan
ini adalah respon saya pribadi pada pernyataan Ketua DPR, Marzuki Ali,
soal kemiskinan dan kemalasan. Pada suatu kesempatan, Marzuki Ali
menyebut bahwa orang miskin itu disebabkan karena dia malas. Pernyataan
ini keluar dari mulut Marzuki Ali, setelah seseorang bertanya soal
seberapa besar dampak korupsi terhadap kemiskinan.
Beritanya bisa disimak disini: http://nasional.inilah.com/read/detail/1880388/marzuki-ali-orang-miskin-karena-malas-kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar